Koran Mandala –Sejumlah organisasi kepemudaan di Kabupaten Majalengka, termasuk mayoritas dari kalangan Persatuan Umat Islam (PUI), mengikuti talk show bertema “Urgensi Peran Pemuda dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa melalui Agama dan Pancasila”. Acara ini diselenggarakan oleh Fahmina Institute pada Minggu, 1 Juni 2025.
Manajer Program Fahmina Institute, Alifatul Arifiati, menyampaikan pentingnya pemahaman keberagaman di kalangan pemuda. Menurutnya, perbedaan agama, suku, dan organisasi harus menjadi semangat dalam menjaga persatuan.
“Saling menghormati dengan rasa cinta terhadap perbedaan sangat penting. Jangan saling menebar kebencian hanya karena berbeda agama atau organisasi,” ujar Alif.
Empat Pemain Asing Telah Resmi Keluar Dari Persib, Siapa Selanjutnya ?
Alif menambahkan, meski mayoritas warga Majalengka beragama Islam, keberadaan pemeluk agama lain tetap harus dihormati. Ia menilai Majalengka sebagai cerminan keberagaman Indonesia dalam skala kecil.
“Majalengka ini miniatur Indonesia. Di sini ada Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, dan lainnya. Kalau bicara organisasi Islam, ada PUI, Muhammadiyah, Persis, dan lainnya. Maka penting untuk menanamkan nilai kedamaian dan pemahaman terhadap perbedaan,” jelasnya.
Anggota DPRD Kabupaten Majalengka, Muh. Fajar Shidik, yang turut hadir, menyambut positif ruang dialog tersebut. Ia menyebut kegiatan ini sebagai angin segar di tengah rutinitas pemuda PUI yang selama ini lebih banyak membahas isu pendidikan.
“Diskusi tentang keberagaman ini ruang baru yang perlu disambut baik. Biasanya kegiatan di PUI hanya fokus pada isu-isu pendidikan,” kata Fajar.
Fajar menegaskan pentingnya peran pemuda, khususnya generasi Muslim, dalam membangun ruang dialog yang inklusif.
“Sebagai anak muda di Majalengka, kita harus bisa merancang ruang diskusi yang menghormati perbedaan, baik dalam pemahaman agama maupun dalam cara beribadah. Itu sejalan dengan nilai-nilai Pancasila,” pungkasnya.***(Erik)






