Untuk ibu hamil, intervensi dilakukan melalui pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal enam kali, konsumsi TTD, dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronis (KEK).
“Untuk anak di bawah lima tahun (Balita), intervensi berupa pemantauan pertumbuhan balita, air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) kaya protein hewani bagi baduta, tata laksana balita dengan masalah gizi, dan peningkatan cakupan serta perluasan imunisasi dasar lengkap. Intervensi spesifik ini berkontribusi sebesar 30 persen bagi penanganan stunting,” jelas Siska.
Sedangkan intervensi sensitif, sambung Siska, berkontribusi 70 persen. Intervensi sensitif ini merupakan upaya pencegahan yang tidak secara tidak langsung pada kelompok sasaran.
Dia mencontohkan, intervensi sensitif berupa air minum dan sanitasi. Penting bagi keluarga balita bermasalah gizi dan bumil KEK mendapat akses sanitasi dan air bersih.
“Alhamdulillah kerja keras dan kolaborasi semua pihak di Jawa Barat membuahkan hasil. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan prevalensi stunting di Jawa Barat turun signifikan, dari 21,7 persen pada 2023 menjadi 15,9 persen pada 2024. Penurunan prevalensi ini yang terbesar di Indonesia,” jelas Siska.
Sebagai catatan, hasil SSGI 2024 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan sebesar 1,7 persen, dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 19,8 pada 2024.
Dengan demikian, Jawa Barat menjadi salah satu dari 12 provinsi yang memiliki prevalensi di bawah nasional. Meski bukan prevalensi terendah, Jawa Barat mencatatkan penurunan tertinggi sebesar 5,8 persen.
Sementara itu, Ketua TP PKK sekaligus Ketua Tim Pembina Posyandu KBB Syahnaz Sadiqah menjelaskan bahwa kegiatan pemeriksaan USG gratis bagi ibu hamil bakal berlangsung di seluruh wilayah di KBB. Dalam pelaksanaannya, kegiatan melibatkan sejumlah pihak, baik pemerintah maupun swasta.
“Tidak kalah pentingnya adalah peran masyarakat itu sendiri yang dimotori kader PKK dan kader Posyandu. Para kader merupakan penyuluh sekaligus penggerak masyarakat. Mudah-mudahan peran aktif masyarakat ini mampu mempercepat stunting di KBB,” ujar Syahnaz.(*)